Kanit Reskrim Polsek Batu Ampar, Ferry Supriyadi, SH |
BATAM KEPRIAKTUAL.Com: Narkoba yang merupakan kejahatan lintas negara, terus makin melonjak masuk ke Indonesia. Berbagai pu cara para mafia narkoba untuk memasukkan barang haram tersebut, bahkan para bandar menyebar luaskan jaringanya untuk berbisnis narkoba.
Kanit Reskrim Polsek Batu Ampar, Iptu Ferry Supriady SH mengatakan, kejahatan narkoba menjadi ancaman serius bagi generasi bangsa. Ia katakan, berbagai ragam cara bandar narkoba untuk memasukkan barang haram tersebut, dimana bandar mengiming-imingi dan menjanjikan imbalan yang cukup besar.
"Siapa yang tidak tergiur bila dijanjikan upah yang besar. Contohnya, bandar memberikan barang satu sak dengan harga Rp 3-4 juta. Kemudian kurir tadi menjualnya dengan harga Rp 5-6 juta, kan kurir udah dapat untug Rp 1,5-2 juta. Kan lumayan untungnya," ujarnya Ferry diruang kerjanya, Rabu (22/11-2017).
"Banyak warga yang terpengaruh dengan janji manis yang diberikan oleh bandar narkoba," tambahnya kembali.
Dengan janji manis itu, lanjutnya, warga terpengaruh, apalagi kebutuhan hidup terjepit. Jadi warga mau aja mengerjakanya. "Bisnis narkoba ini kan uangnya cepat dan besar untungnya. Inilah yang membuat warga terjebat dalam penyalahgunaan narkoba," tuturnya.
Kata Kanit Reskrim Polsek Batu Ampar ini, selama tugas di Kepri, banyak yang dilakukanya penangkapan terhadap pebisnis narkoba. Dan modus pengguna dan bandar narkoba pun banyak yang ditemukanya. Ia pernah menangkap salah seorang Pegawai Negeri Sipil di Kepri yang terjerat kasus narkoba. Dia (PNS) tu menyimpan narkoba di dalam spidol besar.
"Isi spidol besar itu dikeluarkan, kemudian narkoba sabu dimasukkan kedalam. Sabu yang dimasukkan kedalam spidol tersebut cukup besar juga beratnya, lebih satu sak di dalamnya," ujarnya.
Selama tiga tahun bertugas di reskrim wilayah Kepri, kata Ferry Supriady, ia cukup mengerti pola permainan masuknya barang haram tersebut. Narkoba masuk ke Indonesia melalui Kepri dipasok dari Malaysia. Bahkan ada juga yang masuk melalui Kalimantan.
"Malaysia dan Tiongkok sebagai produsen narkoba, pabriknya ada disana. Makanya setiap penangkapan narkoba, ketika dilakukan pengembangan barang tersebut, kebanyakan tersangka mengatakan barang haram itu dibawa dari Malaysia dan Tiongkok," tuturnya.
(Red)
Posting Komentar