Donitaxina Siahaan
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara.
|
Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan nasional karena berani menentang kebijakan pendidikan pada era kolonialisme Belanda yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya untuk mengenyam bangku pendidikan. Kemudian ia mendirikan Perguruan Taman Siswa sebagai tempat bagi masyarakat pribumi agar dapat menikmati pendidikan yang sama dengan orang-orang dari kasta yang lebih tinggi.
Sejatinya sejak ditetapkan pada tahun 1959, hingga saat ini peringatan hari pendidikan nasional telah diperingati sebanyak 61 kali. Namun peringatan hari pendidikan nasional pada tahun ini akan sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Momentum perayaan hari pendidikan nasional yang biasanya sangat lekat dengan traidisi upacara bendera yang dilakukan disetiap institusi pendidikan hingga kegiatan alternatif lainnya akan ditiadakan dikarenakan pandemi covid-19 yang masih terus berlangsung.
Hal ini sesuai dengan surat yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42518/MPK.A/TU/2020 tanggal 29 April 2020, yakni peniadakan penyelenggaraan upacara bendera. Upacara hanya dilakukan secara terbatas terpusat dan terbatas. Namun, meskipun berbagai tradisi peringatan hari pendidikan nasional ditiadakan, esensi atau makna hari pendidikan harus tetap dirasakan, karena sejatinya peringatan hari pendidikan nasional bukan hanya sebuah ritual upacara bendera atau seremonial lainnnya, tetapi hari pendidikan nasional harus menjadi momentum merefleksikan sudah sejauh mana kontribusi setiap insan dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia.
Ditengah wabah covid-19 yang sedang berlangsung, pendidikan merupakan salah satu aspek yang terkena imbasnya. Banyak perubahan dan kebijakan-kebijakan baru yang terpaksa harus diambil oleh pemerintah. Mulai dari peniadaan pelaksanaan Ujian Nasional (UN), penundaan pendaftaran dan pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer (UTBK) hingga pemberlakukan kegiatan belajar mengajar secara daring tanpa melakukan tatap muka.
Segala kebijakan yang diambil oleh pemerintah menuntut kesiapan yang cepat dari berbagai pihak dan segala aspek yang ada. Akibatnya muncul permasalahan-permasalahan baru seperti akses internet yang tidak merata, biaya tambahan dalam melakukan pembelajaran, media pembelajaran daring yang tidak dimiliki semua siswa, kesulitan untuk menyesuaikan pembelajaran berbasis IT, hingga proses kegiatan pembelajaran yang dianggap kurang efektif dikarenakan sebagian besar pelaksanaan pembelajaran hanya melalui penugasan.
Selain itu kasus lain yang muncul adalah kasus guru honorer yang kehilangan setengah gajinya akibat pandemi covid-19 yakni guru honorer di Indramayu.
Dalam momentum perayaan hari pendidikan nasional yang diperingati ditengah wabah covid-19 ini, segala kebijakan dan problematika pendidikan yang terjadi harus menjadi refleksi sudah sejuh mana kualitas dan tingkat pendidikan di Indonesia.
Sesuai dengan tema peringatan hari pendidikan nasional tahun ini yakni belajar dari covid-19, pemerintah, guru, siswa, stakeholder hingga masyarakatpun harus mampu menarik pelajaran dari pandemi ini. Secara khusus peningkatan kualitas dan sistem pendidikan secara digital harus menjadi sorotan dan bahan perbaikan terkhusus bagi pemerintah untuk kedepannya. Di era industry 4.0 ini, sudah seharusnya teknologi tidak menjadi permasalahan ketika digunakan untuk kegiatan belajar mengajar karena sudah menjadi hal yang lumrah untuk digunakan.
Namun realita yang terjadi dilapangan sistem pendidikan Indonesia tidak siap menghadapi era digitalisasi tersebut. Kebijakan pelaksanaan pembelajaran daring yang diambil pemerintah di tengah wabah covid-19 ini masih mengalami banyak permasalahan. Hal tersebut harus menjadi sorotan bagi pemerintah agar melakukan perbaikan dan peningkatan dalam sistem pembelajaran digital melalui kebijakan-kebijakan yang strategis demi menunjang mutu pendidikan Indonesia terlebih di era industri 4.0 ini.
Selain itu peningkatan kualitas tenaga pengajar seperti pengupayaan tenaga pengajar yang kreatif, inovatif dan mempunyai tingkat melek teknologi yang tinggi harus menjadi sasaran utama. Selain itu memperhatikan tingkat kesejahteraan para pendidik juga menjadi pekerjaan rumah yang sangat besar bagi pemerintah dan stakeholder terkait. Sedangkan bagi siswa sendiri hari pendidikan nasional ditengah pandemi ini harus menjadi refleksi untuk meningkatan kualitas diri khususnya dalam hal digitalisasi. Mendengar dan mematuhi segala anjuran pemerintah terutama untuk tetap stay at home adalah bukti bahwa siswa adalah manusia yang cerdas dan terdidik.
Hari pendidikan nasional merupakan momentum untuk merefleksikan dan meperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Segala aspek harus bersinergi untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang ada saat ini demi peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Kondisi apapun yang dihadapi termasuk pandemi yang sedang terjadi tidak boleh menjadi pengahalang dalam memaknai hari pendidikan nasional yang sesungguhnya. Meskipun pandemi covid-19 masih berlangsung dan berhasil menghilangkan tradisi peringatan hari pendidikan nasional namun makna dan esensi hari pendidikan harus tetap dirasakan.
Ditulis Oleh Donitaxina Siahaan
Posting Komentar