Achmad Yurianto, Jubir Penanganan Covid-19. (Foto: Dokumentasi Humas Setkab) |
”Kami kembali mengingatkan bahwa proses untuk melaksanakan adaptasi kebiasaan baru bukan hal yang mudah dan sederhana, keputusan ini merupakan keputusan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di daerah,” kata Yuri dalam keterangannya di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (21/6) sore.
Ia menyebutkan, ada dua hal yang harus menjadi perhatian daerah sebelum melaksanakan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Pertama, memastikan seluruh masyarakat di daerah tersebut paham dan mampu melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
Untuk itu, diperlukan edukasi dan sosialisasi secara terus-menerus agar nilai-nilai ini terinternalisasi dalam tatanan kehidupan sehari-hari. ”Ini menjadi hal yang sangat mendasar, pastikan masyarakat telah memahami dan mampu melaksanakan dengan disiplin protokol kesehatan,” ucap Yuri.
Kedua, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di daerah harus melakukan kajian data yang teliti, yang detail bersama seluruh pakar, ahli dan tokoh masyarakat yang ada di wilayahnya masing-masing, untuk menentukan wilayah mana yang memungkinkan dibuka kembali.
Yuri menekankan untuk menuju masyarakat produktif namun tetap aman dari Covid-19, ditentukan oleh kesiapan masing-masing daerah serta dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Karenanya, ia pun mengingatkan Gugus Tugas Daerah untuk selalu proaktif berkomunikasi dengan pusat dan selalu bermusyawarah sebelum menentukan suatu daerah maupun sektor bisa produktif kembali.
”Pastikan ada tahapan sosialisasi, buat SOP tentang bagaimana mengimplementasikan kebiasan baru di dalam lingkungan sektor yang akan beroperasi kembali,” ungkap Yuri.
Ia menyampaikan agar membuat simulasi tentang bagaimana membatasi kapasitas orang agar tidak terjadi penumpukan dan menimbulkan potensi penularan karena tidak terjaminnya physical distancing.
“Siapkan fasilitas untuk mencuci tangan, siapkan fasilitas kesehatan yang bisa diakses masyarakat, dilakukan evaluasi yang ketat setiap saat, karena tujuan kembali produktif adalah aman dari Covid-19,” tuturnya.
Lebih lanjut, apabila dalam perkembangannya ditemukan peningkatan kasus positif maka Tim Gugus Tugas Daerah bisa melakukan penutupan atau pengaturan kembali, ini menjadi upaya untuk menekan laju penularan Covid-19 agar tidak semakin luas dan meningkat.
Yuri berharap, penambahan kasus ini bisa menjadi perhatian bersama untuk lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan. Ia menegaskan jangan sampai semangat adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat produktif namun aman dari Covid-19 menjadi dasar untuk euforia dengan bebas berkegiatan serta melupakan protokol kesehatan.
“Sebaliknyai harus disikapi secara bijak dengan tetap patuh dan berkomitmen kuat untuk terus melakukan upaya-upaya pencegahan,” jelas Yuri.
(Setkab/Kemenkes/EN)