“Ada sedikit berita baik, 15 juta bahan baku vaksin akan
datang insyaallah besok, dari Sinovac. Ini akan bisa diproses oleh
Bio Farma dalam jangka waktu satu bulan, sehingga nanti di awal Februari kita
sudah punya 12 juta vaksin jadi dari 15 juta bahan baku ini,” ujarnya.
Selain
itu, Menkes menyampaikan, Pemerintah juga akan mendapatkan suplai vaksin
COVID-19 melalui kerja sama multilateral dengan GAVI (The Global Alliance for Vaccines
and Immunisation)
“Ada
berita baik juga disampaikan oleh Ibu Menlu. Kerja sama multilateral kita
dengan GAVI juga kelihatannya akan menghasilkan keputusan yang baik. Diharapkan
minimal 54 juta dosis, maksimal bisa menjadi 108 juta dosis vaksin gratis kita
bisa dapatkan dari GAVI,” tuturnya.
Vaksin
tersebut, imbuh Menkes, kemungkinan akan sampai di Tanah Air lebih cepat,
sekitar akhir Februari atau awal Maret. Adapun pilihan vaksinnya adalah
produksi Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna yang sudah dapat izin persetujuan
dari negara asalnya, serta Novavax.
“Kami
sekarang lagi berdiskusi, juga berdiskusi dengan Pak Menko, jenis apa yang kita
mau ambil. Karena vaksin-vaksin ini, Bapak-Ibu, ini bisa diberikan di atas usia
60 tahun,” ujarnya.
Dalam
keterangan persnya, Menkes juga menyampaikan bahwa pendistribusian vaksin
COVID-19 memerlukan jalur logistik dengan sistem rantai dingin (cold chain) yang
memberikan kompleksitas tersendiri. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak untuk
bekerjasama dalam proses distribusi tersebut.
“Saya
kemungkinan akan butuh bantuan baik dari pemerintah pusat, daerah, atau swasta
untuk bisa bahu-membahu membantu kami kalau nanti ternyata ada kesulitan untuk
bisa menyalurkan 426 juta vaksin sampai seluruh pelosok Indonesia melalui jalur
logistik dingin,” tuturnya. *Red*
Sumber : Setkab/Fid/UN
Posting Komentar