Hari Kedua Pasca Penggusuran, Ketua RW 016 Tembesi Tower Minta Warga Lakukan Pendataan ke PT TPM

Sejumlah bangunan yang berada di Tembesi Tower yang sudah rata dengan tanah.

BATAM|KEPRIAKTUAL.COM: Ketua RW 016 Tembesi Tower, Fakhrudin menghimbau kepada warga RT 001, 002 dan 003 yang rumahnya terdampak penggusuran oleh Tim Terpadu Kota Batam pada, Rabu (7/1/2025) lalu, diharapkan untuk secepatnya mendatangi pengurus PT. Tanjung Piayu Makmur (TPM) untuk pendataan sebagai penerima kompensasi.

"Terkait warga yang rumahnya sudah dirobohkan dan akan mencari rumah kontrakan yang baru diluar Tembesi Tower, agar segera mendatangi posko PT. TPM di gerbang masuk kawasan untuk dilakukan pendataan penerima sagu hati dan subsidi uang kontrakan selama tiga bulan kedepan," ujar Fakhrudin saat ditemui di lokasi posko PT. TPM.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh PT. TPM ini sangat tepat sekali. Hal itu dikarenakan tidak semua warga yang terdampak penggusuran itu berasal dari keluarga yang mampu. Yang mana, untuk menyewa rumah kontrakan tentunya membutuhkan biaya yang jumlahnya tidak sedikit.

"Untuk membayar sewa rumah itu kan butuh biaya, apalagi kondisinya saat ini sangat mendesak. Jadi, subsidi uang sewa rumah sebesar Satu Juta Rupiah selama tiga bulan dari PT. TPM merupakan solusi yang sangat tepat sekali," sebutnya.

Masih menurut Fakhrudin, kondisi terkini bangunan yang berada di wilayah Tembesi Tower sudah sekitar 80 persen bangunan sudah rata dengan tanah. Kemungkinan hingga sore nanti seluruh bangunan sudah bisa dipastikan akan rata dengan tanah.

Namun demikian, terdapat beberapa warga yang rumahnya sudah dirubuhkan tapi belum mendapatkan rumah kontrakan. Sehingga, warga tersebut harus tinggal di masjid atau balai pertemuan.

"Kami meminta ke pihak perusahaan untuk tidak merobohkan dulu masjid ataupun balai pertemuan sampai semua warga disana mendapatkan rumah kontrakan yang baru," pintanya.

Di lokasi yang sama, Salah seorang warga Tembesi Tower, Safaryanto yang ditemui di Posko TPM mengatakan tidak mengetahui atas adanya pemberian sagu hati yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada warga yang rumahnya terdampak pembongkaran.

Dikatakannya, selama ini dia hanya mengikuti saran dati para pengurus dan mempercayakan segala prosesnya kepada pengurus yang ditunjuk oleh warga. Namun, hingga hari pelaksanaan pembongkaran berlangsung, tidak ada kejelasan dari para pengurusnya.

"Selama ini saya mempercayakan urusan ganti rugi dengan pihak perusahaan kepada pengurus yang ditunjuk oleh warga. Namun, sampai dengan hari ini tidak ada kejelasan dari pengurusnya. Makanya saya langsung datang menemui pihak perusahaan disini," ucap Safaryanto.

Lebih lanjut dia mengatakan, kalau dari dulu dia sudah mengetahui akan adanya kompensasi yang diberikan oleh pihak perisahaan kepada warga yang terdampak, maka dia akan ikut melakukan pendataan seperti warga-warga lainnya yangbsudah lebih dahulu mendaftar.

"Saya selama ini sibuk bekerja. Kalau saya tahu ada kompensasi yang diberikan oleh PT. TPM, sejak dulu saya sudah ambil tawaran itu," sebutnya.

Nasib baiknya lanjutnya, pihak PT. TPM masih bersedia menerima warga-warga di Tembesi Tower untuk mendapatkan kembali haknya atas pengosongan dan pembongkaran rumah yang dilakukan oleh Tim Terpadu Kota Batam.

"Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih sekali atas kebaikan dari PT. TPM, yang masih bersedia menerima kedatangan warga yang terdampak pembongkaran," imbuhnya.

Sementara, Koordinator Tim Pembebasan PT TPM, Eka Teguh Kurniawan saat ditemui di Posko menjelaskan, tidak menyangka antusiasme dari warga Tembesi Tower sangat tinggi untuk menerima uang sagu hati dan mengambil uang kontrakan.

"Luar biasa, antusiasme warga Tembesi Tower sangat besar untuk mengambil uang sagu hati dan uang kontrakan ke PT. TPM," ujar Eka di lokasi Posko, Kamis (9/1/2025).

Lebih lanjut Eka mengatakan, pada hari pertama pembongkaran ada sekitar 80 an Kepala Keluarga di Tembesi Tower yang datang ke Posko PT. TPM.
Namun, dikarenakan keterbatasan waktu dan Tim yang ada, warga yang bisa dilayani hanya sebanyak 60 an warga.

"Dikarenakan keterbatasan waktu dan juga Tim, hari pertama kami hanya bisa melayani 60 an warga saja," sebutnya.

Lanjutnya, pada hari kedua pasca pembongkaran jumlah warga yang mendatangi posko ini semakin bertambah. Menjelang tengah hari, warga sudah mendatangi posko PT. TPM jumlahnya sudah mencapai 50 an Kepala Keluarga.

Pihaknya memperkirakan, hingga sore nanti warga yang akan datang ke posko PT. TPM jumlahnya bisa mendekati angka 80 persen dari jumlah total 184 Kepala Keluarga yang belum mengambil kompensasinya.

"Kami memprediksikan sekitar 150 an KK bisa masuk hari ini," sebutnya.

Masih menurut Eka, bagi warga yang belum sempat mendatangi posko PT. TPM, pihaknya masih memberikan tambahan waktu selama 3 hari kedepan, untuk warga menyelesaikan kompensasi nya kepada pihak perusahaan.

"Pemberian saguhati diberikan kepada warga yang benar berdomisili di lokasi, dan bukan bagi yang berdomisili di luar dan hanya memiliki aset kontrakan ataupun kost-kostan," ucap Eka mengakhiri.

Fay
Tags


Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE. #MariBijakBerkomentar.



Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.