![]() |
BATAM|KEPRIAKTUAL.COM: Seorang siswa Sekolah Islam Andalusia Batam yang saat ini duduk di Kelas 7A berinisial A (12), berdasarkan hasil laboratorium dari Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam dinyatakan positif terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Hal tersebut diketahui setelah orangtua siswa merasa sangat khawatir melihat kondisi kesehatan anaknya yang semakin lama semakin mengkhawatirkan.
Adalah Fajri (50) orangtua A (12) menuturkan, pada hari Rabu (5/3/2025) ia mendapat telepon dari sekolah tempat ia menyekolahkan anaknya di Sekolah Islam Andalusia Batam.
Sekedar informasi, sekolah Andalusia Batam menerapkan seluruh siswa-siswinya untuk mondok yakni konsep pendidikan yang menggabungkan pendidikan formal dengan tinggal di pesantren.
"Hari Rabu malam saya di telepon sama Pak Ustadz, yang memberitahukan jika anak saya sakit. Kata Pak Ustadz anak saya badannya panas atau demam. Jadi saya diminta datang untuk menjemput anak saya," ujar Fajri kroada media ini, Senin (10/3/2025).
Lalu, keesokan harinya dia pun mendatangi sekolah Andalusia bermaksud untuk menjemput anaknya supaya bisa diobati. Saat dijemput kondisi anaknya sudah lemas dan badannya juga panas.
Setelah menjemput anaknya dan sesampainya di rumah, Fajri kemudian memberikan obat penurun panas kepada anaknya. Namun, hingga hari Jum'at (7/3/2025) panas di badan anaknya tidak turun-turun juga.
Khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya, akhirnya Fajri membawa anaknya ke Klinik Kimia Farma yang berada di wilayah Batam Center untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter.
Kemudian, setelah diperiksa oleh dokter, Ananda A diperbolehkan pulang dengan syarat harus meminum obat yang diberi dokter Kimia Farma di rumah.
Selanjutnya, pada hari Minggu (9/3/2025) panasnya anaknya tidak kunjung turun dan badannya semakin lemas. Fajri akhirnya membawa anaknya langsung ke IGD RS Hj. Bunda Halimah Batam Center, Batam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter serta dikuatkan dengan pengambilan sampel darah untuk di periksa di laboratorium, akhirnya ananda A dinyatakan Positif Demam Berdarah.
"Bagai disambar petir di siang bolong saat mendengar anak saya Positif DBD. Dalam benak saya berpikir, kok bisa ya anak saya kena DBD," ucapnya seraya bertanya.
Fajri sangat menyesalkan kenapa anaknya bisa terkena DBD. Apakah pihak sekolah tidak pernah melakukan fogging ataupun pengasapan ke seluruh area sekolah dan juga tempat tidur siswa-siswinya.
Apalagi, di sekitar sekolah terdapat kolam atau tempat bergenangnya air dan juga di samping sekolah tempat pengumpulan barang-barang bekas atau scrab.
Fajri berharap pihak sekolah ataupun pihak yayasan bisa lebih memikirkan lagi kondisi kesehatan lingkungan sekolah.
"Kita orangtua kan tidak mengetahui kondisi lingkungan anak-anak kita saat mondok. Dan, kita serahkan semuanya ke pihak sekolah. Seharusnya, pihak sekolah mengantisipasinya sebelum jatuh korban seperti anak saya," pungkasnya.
Fay
Posting Komentar